Mirza Ayu Prastiti

Jumat, 10 Januari 2020

MASALAH RADIKALISME : IDEOLOGI PANCASILAIS VS IDEOLOGI RADIKALIS


Negara indonesia memegang dan memandang pancasila sebagai ideologi bangsa, dimana pancasila dijadikan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dalam berbangsa dan bernegara. Namun ditengah praktiknya, muncul beberapa organisasi yang berusaha untuk mengganti pancasila. Mereka yang ingin mengganti pancasila ini memiliki keinginan untuk melakukan perubahan secara besar-besaran entah itu dalam politik, sosial, ekonomi menggunakan cara-cara kekerasan atau kita sebut saja cara yang ekstrim.
Membahas masalah radikal maka apa yang muncul diotak kita? Saya pribadi langsung terkoneksi dengan masalah terorisme (agama). Menurut saya, secara umum kelompok radikal adalah kelompok yang menggunakan cara-cara ekstrim termasuk melakukan tindakan meneror (dengan mengebom) pihak yang tidak sejalan dengan mereka. Hal ini sangat bertentangan dengan ideologi pancasila yang menerapkan sila ke 2 yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab, dimana tindakan meneror dengan bom dianggap perilaku yang tidak berkemanusiaan.
Masalah radikal yang terjadi sering dikait-kaitkan dengan agama, hal ini karena sebagian besar kelompok radikal ini menunjukkan identitas agama sehingga membuat hampir sebagian besar masyarakat menganggap bahwa masalah radikal bersumber pada agama, padahal sebenarnya kelompok radikal ini lebih berorintasi dalam hal politik dan bukan agama (dengan kata lain agama dijadian sebagai kedok belaka) karena secara umum sebuah agama selalu mengajarkan kebaikan dan bukan kekerasan.
Contoh kelompok radikal yang terjadi antara lain PKI, HTI, ISIS, dan lain sebagainya. Kelompok-kelompok ini ditetapkan sebagai kelompok radikal berdasarkan perilaku/sikap yang mereka tunjukkan. Kita bahas mulai dari PKI, organisasi ini muncul setelah masa kemerdekaan, dimana organisai ini memiliki tujuan untuk menegakkan ideologi komunis padahal ketika itu sudah ditetapkan pancasila sebagai ideologi sehingga pada tahun 1965 PKI dibubarkan. Selanjutnya ada HTI, kata HTI merupakan singkatan dari Hizbut Tahrir, dikalangan masyarakat HTI begitu populer namun banyak juga yang sepertinya tidak mengetahui secara rinci apa dan sepsrti apa HTI ini. Meninjau dari pencarian google, HTI yang ada di Indonesia adalah organisasi yang memiliki tujuan untuk mengubah ideologi pancasila sebagai ideologi islam. Dimana organisasi ini membenarkan adanya kekerasan, maupun tindakan bom bunuh diri. HTI mulanya bukan serasal dari Indonesia namun banyak masyarakat yang Indonesia yang bergabung dalam kelompok ini dan akhirnya mengadopsi tujuan itu untuk diterapkan di negara kita ini. Menurut saya hal ini sangat membingungkan karena sebenarnya pancasila sendiri dibuat juga oleh para ulama islam, sehingga apabila ideologi pancasila tidak sesuai dengan islam, ulama islam tentunya tidak akan setuju dengan adanya ideologi pancasila? Dan bukankah sudah terbukti bahwa tidak ada satupun ulama ketika itu yang tidak menyetujuinya. Dan yang paling penting negara kita sudah menganut ideologi ini dari dahulu, lalu kenapa masih ada kelompok-kelompok yang beratasnamakan islam ingin mengubah ideologi pancasila?
Selain HTI ada juga ISIS yang merupakan singkatan dari Islamic State in Iraq and Syria, kelompok ini memiliki tujuan yang tidak jauh beda dengan HTI yaitu menjadikan kekalifahan islam dengan hukum islam serta menghalalkan segala hal seperti kekerasan, peneroran (bom bunuh diri), pembantaian dan pemerkosaan, serta mereka mengatasnamakan jihad sebagai kedok untuk memberi semangat anggota kelompoknya agar dapat menguasai sebuah negara. Namun herannya banyak masyarakat muslim yang masuk dalam organisasi ini, padahal apabila kita cermati justru perilaku mereka yang mencerminkan bukan islam.
Dari berbagai penjelasan di atas menurut saya sudah jelas bahwa ideologi pancasila merupakan ideologi paling tepat untuk bangsa indonesia yang merupakan bangsa majemuk (memiliki budaya, agama, serta pemikiran yang brbeda-beda). Dimana pancasila memberikan penanaman nilai luhur yang dapat diterima oleh berbagai pihak mulai dari agama maupun budaya. Sehingga dari sini dapat kita maknai sendiri seperti apa ideologi yang menurut kita bisa diterima di kalangan masyarakat. Perbedaan itu bagaikan air dan minyak, tidak dapat disatukan tapi dapat hidup berdampingan, tapi ingat dan waspada ketika mereka sudah masuk pada wajan penggorengan yang panas, maka yang semula tenang bisa bergejolak seperti yang ditimbukan. Artinya kemajemukan itu kita sebagai perbedaan yang menyatukan tapi ingat ketika mereka sudah dikompori/dihasut maka pastilah menimbulakan kekacauan.
By Mirza Ayu Prastiti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar